Selasa, 19 April 2011

PEMERIKSAAN FUNGSI PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN

LAPORAN
PERCOBAAN 6
PEMERIKSAAN FUNGSI PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN



NAMA                                             : SUDARMAN
NIM                                                 : F1E110030
DOKTER PEMBIMBING                  : Dr. IRFAN IDRIS, M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
2010

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Tinjauan Pustaka
Reseptor untuk 2 modalitas sensorik, pendengaran dan penglihatan, berada di telinga. Telinga luar, telinga tengah, dan koklea telinga dalam berperan dalam pendengaran. Kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus telinga dalam berperan dalam keseimbangan. Reseptor di kanalis semisirkularis mendeteksi percepatan rotasional, reseptor di utrikulus mendeteksi percepatan linear dalam arah vertical. Reseptor untuk pendengaran dan keseimbangan adalah sel-sel rambut, dan terdapat 6 kelompok sel rambut di setiap telinga dalam; satu dimasing-masing dari tiga kanalis semisirkularis, satu diturikulus, satu disakulus, dan satu di koklea.
Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua binatang. Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem pendengaran dapat menjadi rusak.
Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran longitudinal molekul dilingkungan eksternal, yaitu fase pemadatan dan pelonggaran molekul yang terjadi berselang-seling, mengenai membrane timpani. Plot gerakan-gerakan ini sebagai perubahan tekanan di memban timpani per satuan waktu adalah serangkaian gelombang, dan gerakan semacam itu dalam lingkungan secara umum disebut gelombang suara. Kecepatan suara meningkat seiring suhu dan ketinggian.
Telinga mengubah gelombang suara dilingkungan eksterna menjadi potensial aksi disaraf pendengaran. Gelombang diubah oleh gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran menjadi gerakan-gerakan lempeng kaki stapes. Gerakan ini menimbulkan gelombang dalam cairan telinga dalam. Efek gelombang pada organ Corti menimbulkan potensial aksi di serat-serat saraf.
Selain untuk pendengaran, organ dalam telinga juga berfungsi untuk keseimbangan. Yang menjalankan fungsi ini adalah organ vestibular. Struktur vestibular telinga dalam adalah vestibula (yang tersusun dari utrikel dan sakula) dan tiga saluran semisirkuler. Struktur ini bekerja seperti tukang kayu (suatu alat digunakan untuk menunjukkan berapa derajat permukaan horisontal atau vertikal). Sistem ini bekerja dengan menghubungkan  saraf vestibulocochlear dengan pusat vestibular di otak dengan keseimbangan dan posisi tubuh.(bagian telinga dalam yang disebut cochlea merupakan alat pendengaran). Jadi, sistem vestibular meliputi vestibula, saluran semisirkuler, cabang vestibular dari saraf vestibulocochlear, dan pusat vestibular di otak.
Sistem vestibular mengukur gerakan lurus dan berputar. Sejumlah gangguan dapat menyebabkan sistem ini berhenti bekerja atau memberikan informasi yang tidak tepat. Gangguan ini meliputi sindrom Meniere, labyrinthitis, benign paroxysmal position vertigo, infeksi telinga, tumor atau trauma.

1.2  Tujuan Percobaan
1.      Mengetahui cara pemeriksaan fungsi pendengaran dengan menggunakan garpu tala.
2.      Mengetahui cara pemeriksaan fungsi keseimbangan.








BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Alat
1.      Garpu Tala (256 atau 512 Hz)
2.      Tongkat

2.2    Bahan
1. Orang Coba
2.2. Cara Kerja
1.      Pemeriksaan fungsi pendengaran
1.1  Tes Rinne
Garpu tala digetarkan, kemudian pangkalnya ditempelkan pada tulang mastoid orang coba. Orang coba diminta untuk memberitahukan jika bunyi garpu tala tidak terdengar lagi. Lalu dengan cepat garpu tala dipindahkan sehingga ujungnya yang bergetar berada kira-kira 3 cm di depan liang telinga. Bila suara masih terdengar maka rinne dinyatakan positif (orang coba normal tuli sensorineural), sedangkan bila tidak terdengar lagi dinyatakan rinne negatif (orang coba tuli konduktif).
1.2  Tes Weber
Garpu tala digetarkan di tempatkan di vertex orang coba. Bila suara terdengar leih keras pada salah atu telinga, misalnya yang kanan, maka disebut lateralisasi ke kanan. Bila ke kiri, maka disebut lateralisasi ke kiri.
Kemungkinan bila terjadi lateralisasi ke kanan :
ü  Telinga kanan tuli konduktif, kiri normal atau tulu sensorineural
ü  Telinga kanan normal, kiri tuli sensorineural
ü  Keduanya tuli konduktif, kana lebih berat dari kiri
ü  Kedua tuli sensorineural, kiri lebih berat dari kanan




2.      Pemeriksaan  fungsi keseimbangan
2.1  Tes tongkat
Orang coba memegang tongkat yang difiksir pada lantai sambil menundukkan kepala dan menggelilingi tongkat tersebut. Setelah itu, orang coba segera diminta berjalan. Perhatikan bagaimana reaksinya.





















BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Percobaan
Tes Pendengaran

Biodata orang coba
Nama               : Jeli Angel Worang
Jenis Kelamin  : Perempuan
Umur               : 19 tahun

Tes Rinne
·         Mastoideus                  +
·         Udara (Garpu Tala)     +
Tes Weber
·         Vertex                         +

Tes Keseimbangan
Biodata Orang Coba
Nama               : Aslan Tonapa
Jenis Kelamin  : Laki-laki
Umur               : 18 tahun

Tes Tongkat
·         I           : putar ke kanan, maka orang coba berjalan ke kanan
·         II         : putar ke kiri, maka orang coba berjalan ke kiri


3.2 Pembahasan
            Berdasarkan data hasil percobaan diatas, maka dapat dilihat bahwa kedua orang coba untuk masing-masing percobaan yaitu tes pendengaran dan tes keseimbangan adalah normal.
            Untuk tes pendengaran diperoleh hasil dari tes rinne, yaitu untuk mastoideus dan udara, dimana mastoideus dimaksudkan untuk ketukan di daerah tulang mastoideus dan udara dimaksudkan untuk mendengar gesekan udara yang dilakukan oleh jari tangan adalah bernilai positif (+), artinya orang coba memiliki pendengaran yang normal (tuli sensorineural). Dan untuk tes selanjutnya yaitu tes weber dimaksudkan untuk mendengar suara ketukan pada daerah vertex (sutura sagittal) dengan menutup salah satu telinga. Jika telinga kanan yang ditutp berarti terjadi lateralisasi di telinga sebelah kanan sehingga suara dominan yang terdengar adalah berada pada telinga kanan, begitu juga ketika hal ini dilakukan pada telinga kiri. Pada orang coba, hal ini positif (+) didapatkan, artinya untuk tes weber pada tes pendengaran yang dimiliki oleh orang coba adalah normal.
            Kemudian, untuk tes tongkat pada tes keseimbangan, dimana orang coba difiksir pada lantai sambil menundukkan kepala dan mengelilingi tongkat tersebut. Setelah itu, orang coba segera diminta berjalan. Untuk tes ini, ketika orang coba melakukan putarannya kearah kanan, maka diperoleh hasil bahwa orang coba lebih condong untuk berjalan kearah kanan dan apabila orang coba memutari tongkat kearah kiri, maka diperoleh hasil bahwa orang coba lebih condong untuk berjalan kearah kiri. Hal ini berarti, orang coba memiliki keseimbangan yang normal.







BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
            Berdasarkan percobaan diatas, maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
1.      Untuk tes fungsi pendengaran digunakan tes rinne dan tes webber.
2.      Untuk tes fungsi keseimbangan digunakan tes tongkat.
3.      Tes rinne memnggunakan ketukan pada daerah mastoideus dan gesekan jari pada daerah dekat telinga.
4.      Tes webber menggunakan ketukan pada daerah vertex dengan menutup salah satu telinga untuk mengetahui lateralisasi terjadi ditelinga sebelah mana.
5.      Tes tongkat digunakan untuk mengetahui fungsi keseimbangan dengan cara memutari tongkat ke salah satu arah kanan atau kiri, kemudian orang coba berjalan. Bila puatarn kekanan, maka arah jalannya akan lebih condong ke kanan













DAFTAR PUSTAKA

Sherwood,Lauralee.2001.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.EGC
Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC
Guyton & Hall.2006.Text Book of Medical Phisiology.Elsevisier Saunders



Tidak ada komentar:

Posting Komentar